IKLAN PEKAN INI

kumpulan media pembelajaran bahasa arab kunjungi https://www.abdulyassa.my.id/
X

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Do'a Sebelum dan Sesudah Makan

Doa Sebelum Makan

بسم الله الرّحمن الرّحيم 




الَّلهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَـنَا، وَقِنَا عَذَابَ الـنَّارِ

“Bismillaahi rahmaani rahiim.
"Allahumma baarik llanaa fiima razaqtanaa waqinaa adzaa ban-naar"

Artinya : “Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Ya Allah, berkahilah kami dalam rezeki yang telah Engkau berikan kepada kami dan peliharalah kami dari siksa api neraka.”


Do'a Sesudah Makan :



الْحَمْـدُ للهِ الَّذي أَطْعَمَنـي وَسَقَانَا وَجَعَلْنَا مُسْلِمِينَ

"Alhamdu lillahhil-ladzi ath-amanaa wa saqaana waja'alanaa muslimiin"

Artinya : Segala puji bagi Allah yang memberi kami makan dan minum serta menjadikan kami memeluk agama Islam



Berdasarkan hadis riwayat Ibn al-Suni dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash ra diterangkan bahwa apabila beliau dihidangkan suatu makanan, beliau membaca doa:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّار

(Ya Allah berkahilah rizki yang telah Engaku berikan kepada kami dan jauhkanlah kami dari siksa neraka)

Berdasarkan penelitian, riwayat terebut dinilai da’if (lemah) karena dalam sanadnya terdapat perawi yang bernama Muhammad bin Abi al-Zu’aizi’ah (محمد بن أبي الزعيزعة ). Menurut al-Bukhari dan Abu Hatim al-Razi, orang ini banyak menriwayatkan hadis-hadis mungkar (hadis-hadis da’if)[1].

Berdasarkan hadis riwayat al-Bukhari No. 4957 diterangkan bahwa bacaan doa sebelum makan yang sah dari Nabi Saw adalah sebagai berikut:

عَنْ عُمَرَ بْنَ أَبِي سَلَمَةَ يَقُولُ كُنْتُ غُلَامًا فِي حَجْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَتْ يَدِي تَطِيشُ فِي الصَّحْفَةِ فَقَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا غُلَامُ سَمِّ اللَّهَ وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ فَمَا زَالَتْ تِلْكَ طِعْمَتِي بَعْدُ

Umar bin Abu Salamah berkata; Waktu aku masih kecil dan berada di bawah asuhan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tanganku bersileweran di nampan saat makan. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai Ghulam, bacalah Bismilllah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang ada di hadapanmu." Maka seperti itulah gaya makanku setelah itu. (HR. Al-Bukhari No. 4957)

Hadis tersebut menjelaskan bahwa kalau mau makan hendaknya membaca basmalah, dengan menggunakan tangan kanan dan mengambil makanan dari hidangan makanan yang terdekat.

Tentang bacaan basmalah, bisa cukup dengan ucapan “bismillah” (بسم الله) atau boleh juga dilengkapi dengan bacaan “bismillahirrahmanirrahim” (بسم الله الرحمن الرحيم).[2]

Doa sesudah makan:

Dalam hadis riwayat Abu Dawud, al-Tirmidzi dan Ibn Majah dari Abu Said al-Khudri diterangkan bahwasanya Rasulullah Saw apabila selesai makan beliau membaca:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى أَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَجَعَلَنَا مُسْلِمِين

(Segala puji bagi Allah yang telah memberikan makan dan minum kepada kami dan menjadikan kami sbagai kaum muslimin)

Riwayat dalam hadis tersebut dinilai da’if (lemah) karena sanadnya lemah dan terdapat perawi yang tidak disebutkan namanya (majhul).[3]

Berdasarkan hadis sahih riwayat al-Bukhari, doa sesudah makan yang sah dari Nabi Saw adalah sebagai berikut:

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا فَرَغَ مِنْ طَعَامِهِ وَقَالَ مَرَّةً إِذَا رَفَعَ مَائِدَتَهُ قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي كَفَانَا وَأَرْوَانَا غَيْرَ مَكْفِيٍّ وَلاَ مَكْفُورٍ وَقَالَ مَرَّةً الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّنَا غَيْرَ مَكْفِيٍّ وَلَا مُوَدَّعٍ وَلَا مُسْتَغْنًى رَبَّنَا

Dari Abu Umamah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam jika selesai dari makan, sekali waktu dengan lafadz, 'jika mengangkat lambungnya, beliau mengucapkan: "ALHAMDULILLAHILADZII KAFAANAA WA ARWAANAA GHAIRA MAKFIYIN WA LAA MAKFUURIN (Segala puji hanya milik Allah yang telah memberi kecukupan kami dan menghilangkan rasa haus, bukan nikmat yang tidak dianggap atau dikufuri) ', dilain waktu dengan lafadz, 'ALHAMDULILLAHI RABBINAA GHAIRA MAKFIYIN WA LAA MUWADDA'IN WA LAA MUSTAGHNAN RABBANAA (Segala puji hanya milik Allah Rabb kami, bukan pujian yang tidak dianggap dan tidak dibutuhkan oleh tuhan) '." (HR. Al-Bukhari No. 5038)

Doa buka puasa:

Dalam hadis riwayat Abu Dawud, al-Nasa-i, al-Hakim dan lain-lain menerangkan bahwa Ibnu ‘Umar ra berkata: Rasulullah Saw apabila (selesai) berbuka puasa, beliau membaca doa: “Dzahabadh-dhama’u wabtallatil ‘uruuqu watsabatal ajru insyaa Allah”


ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ وَثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَ الله

Artinya:

Telah hilang rasa haus, Urat-urat telah basah, Dan pahala telah ditetapkan, Insya Allah.[4]

Menurut Syekh M.Nashiruddin al-Albani, hadis tersebut hasan/ bagus kualitasnya.


Mengenai redaksi doa buka puasa selain redaksi tersebut di atas, menurut ahli hadis kualitasnya da’if (lemah) bahkan ada yang maudu’ (palsu).

Beberapa redaksi doa buka puasa yang dinilai da’if / lemah oleh ahli hadis antara lain:


بِسْمِ الله،اَللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ


Redaksi doa tersebut diriwayatkan oleh al-Thabrani dalam al-Ausath. Riwayat tersebut dinilai da’if karena terdapat perawi yang dikenal da’if yang bernama Dawud bin al-Zabarqan.[5]


اللَّهُمَّ لَك صُمْنَا وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْنَا فَتَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ


Redaksi doa tersebut diriwayatkan oleh al-Daruquthni dalan Sunan-nya. Riwayat tersebut dinilai da’if karena terdapat perawai yang dikenal da’if yang bernama Malik bin Harun.[6]


اللَّهُمَّ لَك صُمْت وَبِك آمَنْت وَعَلَيْك تَوَكَّلْت وَعَلَى رِزْقِك أَفْطَرْت


Redaksi doa tersebut tidak jelas sumbernya dari mana (la ashla lahu), karena itu riwayat tersebut dinilai maudu’ atau palsu.[7]



========================================================= 

[1] Abu Hatim al-Razi, ‘Ilal al-Hadis Li Ibn Abi Hatim, Vol. I/1552. Baca juga Ibn Hajar al-‘Asqalani, Lisan al-Mizan, Vol.II (Bairut: Muassasah al-A’lami, 1986), 385. Baca juga Muhammad Nashiruddin al-Albani, al-Silsilah al-Da’ifah, Vol. IV/ 265.
  
[2] Abdullah al-Faqih, Fatawa al-Syabakah al-Islamiyah al-Muaddalah, Vol. II/4069.

[3] Muhammad Nashiruddin al-Albani, Shahih Wa Da’if Sunan Abi Dawud, Vol.VIII/350.

[4] HR. Abu Dawud, al-Nasa-i, al-Hakim dari Ibnu ‘Umar ra

[5]Muhammd Nashiruddin al-Albani, Irwa al-Ghalil, IV/37

[6] Muhammd Nashiruddin al-Albani, Irwa al-Ghalil, IV/36

[7] Al-Mala ‘Ali al-Qari, Mirqat al-Mafatih Syarh Misykat al-Mashabih, VI/ 304

lks-sahabatmadani
Cambai Kota Prabumulih

Related Posts

There is no other posts in this category.

Post a Comment