Hadits (jamak, ahadits)
secara harfiah mempunyai arti “cerita”, “komunikasi”, “percakapan”,
apakah bersifat keagamaan atau sekuler, historis ataupun legendaris, benar
ataupun palsu berkaitan dengan masa sekarang atau pun masa yang lampau. Dan
apabila digunakan kata sifat Hadits berarti Baru sebagai lawan dari kata sifat
“Qadim” lama. Kata hadits berkaitan erat dengan kata sunnah yang bererti
“jalan”, “ketentuan”, cara bertindak”, atau “menempuh kehidupan”.
Singkatnya Hadits adalah segala sesuatu
yang diriwayatkan oleh Nabi Muhammad saw., mengenai perkataan,
perbuatan, keputusan, persetujuannya secara diam atas perbuatan dan tingkah
laku sahabat-sahabatnya; dan juga gambaran tentang keperibadiannya sendiri, hal
yang disetujui maupun yang tidak disetujuinya
1. Hadits Menurut Bahasa
Firman Allah dalam surat An-nisa ayat 87, dan surat At-thur ayat
34.
زَمَنْ اَصْــدَقَ مِنَ اللهِ حَدِيْــثَا ( النـــساء : 87 )
Artinya :
“Dan siapakah yang lebih benar perkataanya dari pada Allah:. (An
nisa, 87)
فَالْـيَـأْتُوا بِحَدَيْثٍ مَثْلِهِ إِنْ كَانُرا
صَادِقِيْنَ ( الـطور : 34 )
Artinya :
“Hendaklah mereka datangkan perkataan yang sama dengan al qur’an, jika mereka orang-orang yang benar”
(At thur : 34)
Pada aya-ayat rersebut diatas terdapat kata حَدِيْـث yang mempunya arti :
- Perkataan
atau pernyataan
- Baru
Hadits Menurut bahasa
mempunyai arti baru yaitu segala hal yang belum ada mencakup ucapan,
pembicaraan atau cerita.
2. Hadits Menurut Istilah
Hadits berarti perkataan atau pernyataan, karena Nabi saw
menamai perkataan atau pernyataan itu dengan sebutan “Hadits” hal ini untuk
membedakan antara perkataan nabi sendiri dengan Al-Qur’an. dan hadits mempunyai
arti Baru karena perkataan nabi
saw besifat baru yang muncul sebagai suatu hadits pada saat beliau menjadi
rosul; sedangkan Al-Qur’an yang merupakan kalamullah sudah ada dan bersifat Qodim
karena telah ada jauh sebelum Nabi Muhammad saw menjadi rosul, bahkan sebelum
terciptanya alam semesta.
Jadi Hadits menurut istilah adalah :
“Segala sesuatu yang
disandarkan kepada Nabi Muhammad saw., baik berupa perkataan, perbuatan maupun
ketetapan Nabi”
HADITS MENURUT SEMBERNYA
Hadis menurut sumbernya ada
2, yaitu Hadits Nabawi dan Hadist Qudsi
A. Hadits Nabawi
Adalah Hadits yang bersumberkan
dari Nabi Muhammad saw sebagi rosul yang berkaitan dengan hukum, ketetapan atau
lainnya. Lafal dan bahasanya berasal dari Nabi Muhammad sendiri.
B. Hadits Qudsi ;
Hadits Qudsi disebut juga
dengan Hadits Illahi atau Hadits Rabbani, yaitu: Hadits yang
berisi firman Allah yang disampaikan kepada ummatnya dengan menggunakan
bahasa-bahasa yang disusun oleh Nabi Muhammad sendiri yang menyandarkannya
kepada Allah swt.,
نَضُـر الله امرأء سمع مع التى
فحفظـها ووعها وادهاكم سمع فرب حامل فضة الى افه منه
Artinya ;
Mudah-mudahan Allah
mengindahkan manusia yang menengarkan haditsku, ditrima dipahami dan
disampaikan kepada orang lain, sepertii yang didengar, karena banyak orang yang
mengaku hukum menyampaikan apa yang diketahu, kepada orang yang lebih paham
dari padanya.
1). Hadis qouli
(Perkataan)
Adalah perkataan-perkataan
nabi Muhammad Saw., sebagai rosul yang berkaitan dengan hukum atau lainnya
Contoh Hadits Qouli :
عَنْ عُمَرَ ابْنِ الْخَطَّابِ رَضِيى اللهُ عَنْهُ قَالَ :
قَالَ النَبِيّى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّمَا الاَعْمَالُ
بِالنّيـاتٍ وَإِنَّمَا لِكُـلَّ امْــرِءٍ مَانَوى (رواه البخـارى ومسلم )
Artinya :
Dari Ummar Bin Khatab R.A.
Ia berkata Nabi Muhammad saw telah bersabda, bahwa perbuatan seseorang itu
sangat tergantung pada niatnya. Dan dia akan memperoleh sesuai dengan niatnya
(HR. Bukhari dan Muslim)
2). Hadits fi’li ;
Adalah segala perbuatan,
tidakan dan perilaku nabi saw. sebagai rosul yang berkaitan dengan hukum, atau
lainnya
Contoh hadits Fi’li :
صَـلُّوا كَما رََأَيْتُمُوْنِى
أُصَـلّــى. ( رواه البخري من مالك بن حويرث )
Artinya :
Sholatlah kamu sebagai mana
kamu melihat aku mengerjakan sholat (HR. Bukhori dari Malik bin Hawaris)
Adalah persetujuan atau
penetapan nabi terhadap sesuatu yang datang dari sahabatnya dan sahabat
memahami itu larangan atau persetujuan nabi
Contoh Hadits Taqriri :
لاَيُصَـلِّيْنَ أَحَدُكُمْ
الْعَـصْرَ اِلاَّ فِى بَنِى قُرَيـظَـةَ (ابى الدجر الاسقلنى)
Artinya :
“Janganlah seorang sholat
ashar kecuali nanti dibani quraidzah”.
Daftar Bacaan :
- Drs. Abuddin Nata, M.A., Al Qur’an dan Hadits (Dirasah Islamiyah), lembaga studi Islam dan kemasyarakatan (LSIK) Jakarta., Raja Grafindo Persada, Jakarta: Cetakan Ke 5, 1996.
- Moch. Qasim Mathar., Ensiklopedi Islam Edisi baru: 2005., Jakarta : Ichtiar baru van Hoeve, 2005.
- Departemen agama RI. Direktorat Jenderal Pembinaan Agama Islam., Buku Pelajaran Al Qur’an Hadits Madrasah Tsanawiyah (MTs)., Cetakan Pertama 1995/1996 Jakarta 2005.
- Jurnal Studi-studi Islam., Al-Hikmah Jurnal Tiga Bulanan Edisi 11 Oktober-November 1993., Yayasan Muthahari., Bandung.
Post a Comment